Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Hari Kartini 21 April, Kenapa Nggak Ada Hari Cut Nyak Dien?

JAKARTA – Setiap 21 April Bangsa Indonesia meringatin Hari Kartini. Kartini, atau lengkapnya Raden Adjeng Kartini, atau disingkat R.A. Kartini, ialah hero nasional perempuan yang kita kenal sebagai ikon emansipasi perempuan di Indonesia. Dalam Lagu Wajib “Ibu Kita Kartini”, ia diposisiin sebagai ibu Bangsa Indonesia.

Sebenernya klaim R.A. Kartini sebagai pejuang emansipasi dapat dibilang aneh. Kenapa? Karna Belanda-lah pengusung pertamanya. Pemilihan R.A. Kartini sebagai lambang emansipasi perempuan oleh Bangsa Indonesia, berdasarkan sejarawan Harsja W. Bachtiar, cuman ngambil alih aja dari orang Belanda. Semasa hidupnya, R.A. Kartini nggak dikenal ama pribumi di luar lingkungan pribadinya. Orang-orang Belanda-lah yang ngenalin namanya ke kita sehabis perempuan aristokrat ini wafat.

Dalam catatan sejarah, tokoh sosialisme H.H. van Kol n penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer-lah bintang film terdepan yang nampilin R.A. Kartini sebagai hero perempuan Indonesia. Sebelumnya, Dr. Snouck Hurgronje, penasihat pemerintah Hindia Belanda, punya “proyek” khusus terhadap Kartini. Ia ngedorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama, dan Kerajinan Pemerintah Kolonial, ngasih perhatian special buat Kartini n dua saudarinya.

R.A. Kartini juga deket ama Estella Zeehandelaar, seorang penganut Yahudi, pencetus Freemasonry, n pencetus Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Cewek Belanda yang bersahabat dipanggil Stella ini ngenalin ide-ide Barat, terutama soal usaha perempuan n sosialisme, ke Kartini.

Dalam perkembangannya, R. A. Kartini bersahabat banget ama Nyonya Abendanon n Stella. Ia rajin berkirim surat ama kedua perempuan Belanda itu. Curhatan-curhatannya soal feodalisme di kalangan aristokrat Jawa n keluhannya soal diskriminasi terhadap kaum wanita, jadi pintu masuk mereka berdua buat ngewarnain fatwa Kartini.

R.A. Kartini nggak berumur panjang. Ia wafat dalam usia 25 tahun (1911). Enam tahun sehabis kematiannya, J.H. Abendanon nerbitin sebuah buku berisi surat-surat Kartini yang diberinya judul Door Duisternis tot Lich (bahasa Belanda). Beberapa waktu lalu nyusul terbit edisi Bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Lalu pada 1922 diterbitin lagi dalam Bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran.

Seorang perempuan aristokrat pribumi yang rajin berkorespondensi ama dua perempuan Belanda dengan pembahasan seputar budaya feodal n diskriminasi terhadap kaum hawa, yang lalu surat-suratnya diabadiin jadi sebuah buku oleh Si Belanda sehabis wafatnya, pada kelanjutannya dapet gelar Pahlawan Nasional n jadi Pahlawan Nasional perempuan paling terkenal karna ultahnya dijadiin Hari Besar Nasional (Hari Kartini) -sementara nggak ada hero lain yang ultahnya dijadiin hari besar dengan sebutan sesuai nama si bersangkutan. Nggak cuman gitu aja, perayaan Hari Kartini juga dibikin special n meriah. Aneka perlombaan, event, n kegiatan digelar oleh banyak sekali instansi, baik pemerintah maupun swasta. Ada yang esensinya lumayan, kayak bakti sosial n semacamnya; tapi nggak dikit juga yang cenderung cuman ngedepanin kulit n miskin isi, kayak event-event hiburan n ajang promo produk yang bikin kaum hawa tambah semangat buat shopping.

Apa bener R.A. Kartini perempuan terhebat? Apakah Bangsa Indonesia nggak punya tokoh perempuan yang punya andil lebih besar dalam usaha dibanding R.A. Kartini? Gimana dengan Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Dewi Sartika, n yang lainnya, apa mereka nggak sehebat Kartini?

Ternyata enggak, tuh. Bukan R.A. Kartini yang terhebat! Banyak tokoh perempuan yang punya tugas lebih aktual dibanding R.A. Kartini. Kalo Kartini gres sebatas nyampein gagasan-gagasannya ke dua sahabat pena-nya yang orang Belanda, sejumlah perempuan Nusantara telah ngelakuin tindakan yang lebih riil n nampak hasilnya. Kalo fatwa Kartini gres disampein via surat ke Stella n Nyonya Abendanon, Rohana Kudus nge-publish gagasan-gagasannya via koran-koran yang ia terbitin sendiri. Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (Padang), n Cahaya Sumatera (Medan), ialah media-media yang ngemuat karya pena Rohana.

Di Aceh, prajurit n panglima perang perempuan bukan merupakan fenomena asing di zaman penjajahan. Bahkan sebelum Belanda tiba ke Nusantara, Kerajaan Aceh udah punya Panglima Angkatan Laut perempuan berjulukan Malahayati.

Selain kedua nama di atas, Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Meutia, Dewi Sartika, dll, tercatat punya tugas besar dalam usaha ngusir penjajah n ngewujudin kedaulatan Nusantara. So, sebagai generasi muda Muslim, kita jangan cepet-cepet ikut-ikutan gitu aja ngeidolain R.A. Kartini dengan berlebihan. Kita mesti adil ngasih penghargaan. Enggak bijak kiranya kalo Bangsa Indonesia disibukin dengan kegiatan perayaan Hari Kartini, hingga ngelupain pahlawan-pahlawan perempuan lainnya. Sebagai dewasa Muslim yang baik, seyogianya kita punya kemauan melek sejarah. Kita kenali para hero yang gigih berjihad ngusir penjajah, n neladanin kebaikan-kebaikannya. Wallahu a’lam. [IB]

Source: panjimas.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top