Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: ??; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") yaitu perpindahan tubuh air yang disebabkan oleh perubahan permukaan bahari secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan bahari tersebut sanggup disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami sanggup merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami yaitu tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di bahari dalam, gelombang tsunami sanggup merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di bahari dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami sanggup masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi lantaran Tsunami sanggup diakibatkan lantaran hantaman air maupun material yang terbawa oleh pedoman gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami yaitu merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan menimbulkan korban jiwa insan serta mengakibatkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani berjulukan Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga kurun ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

geologi, geografi, dan oseanografi pada masa kemudian menyebut tsunami sebagai "gelombang bahari seismik".

Beberapa kondisi meteorologis, mirip tornado tropis, sanggup mengakibatkan gelombang tornado yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang bahari normal. Ketika tornado ini mencapai daratan, bentuknya sanggup ibarat tsunami, meski sebetulnya bukan tsunami. Gelombangnya sanggup menggenangi daratan. Gelombang tornado ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik mempunyai Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jikalau terdapat bahaya tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.

Bukti-bukti historis memperlihatkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang mengakibatkan beberapa pulau sanggup tenggelam

Penyebab terjadinya tsunami

Tsunami sanggup terjadi jikalau terjadi gangguan yang mengakibatkan perpindahan sejumlah besar air, mirip letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami yaitu jawaban gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, contohnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, sanggup menimbulkan dasar bahari naik atau turun secara tiba-tiba, yang menimbulkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini menimbulkan terjadinya pedoman energi air laut, yang ketika hingga di pantai menjadi gelombang besar yang menimbulkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman bahari di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya sanggup mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak kawasan pantai yang dilaluinya. Di tengah bahari tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun ketika mencapai pantai tinggi gelombangnya sanggup mencapai puluhan meter lantaran terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan sanggup beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini sanggup terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di kawasan subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar bahari serta runtuhan gunung api juga sanggup menimbulkan gangguan air bahari yang sanggup menghasilkan tsunami. Gempa yang mengakibatkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar bahari naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air bahari yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, sanggup terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang mengakibatkan tsunami

    Gempa bumi yang berpusat di tengah bahari dan dangkal (0 – 30 km)

    Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

    Gempa bumi dengan teladan sesar naik atau sesar turun

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan mekanisme penyelamatan untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami sanggup diprediksi oleh banyak sekali institusi seismologi di banyak sekali penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami sanggup dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan bahari yang terhubung dengan satelit.

Perekam tekanan di dasar bahari gotong royong denganperangkat yang mengapung di bahari buoy, sanggup dipakai untuk mendeteksi gelombang yang tidak sanggup dilihat oleh pengamat insan pada bahari dalam. Sistem sederhana yang pertama kali dipakai untuk memperlihatkan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi sesudah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat menciptakan Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.

Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.

Hingga kini, ilmu perihal tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah bahari dan kemungkinan kejadian tsunami sanggup cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di kawasan sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu hingga di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, lantaran faktor alamiah, mirip kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), asumsi waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum sanggup dimodelkan secara akurat.

Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia

Pemerintah Indonesia, dengan dukungan negara-negara donor, telah membuatkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jikalau terjadi gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami. Sistem yang ada kini ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan sanggup mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).

Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, forum internasional, forum non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia yaitu Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI yaitu BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk sanggup mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling usang 5 menit sesudah gempa terjadi.

Sistem Peringatan Dini mempunyai 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.

Cara Kerja

Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami yaitu merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, kawasan dan bermuara di Masyarakat.

Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan menurut jutaan skenario modelling yang sudah dibentuk terlebih dahulu. Kemudian, BMKG sanggup mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memperlihatkan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG memberikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang mencakup (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi mediator inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga memberikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk ketika ini yaitu melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai kemudahan RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).

Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan mengambarkan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga ketika ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami yaitu RADIO. Oleh lantaran itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan informasi peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh yaitu Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya yaitu RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, lantaran ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio sanggup beroperasi dengan baterai. Selain itu lantaran ukurannya kecil, sanggup dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top